10 Pendonor Untuk 1 Penderita Talasemia

Tidak pernah terpikirkan jika ada penyakit yang mengharuskan penderitanya untuk terus mentransfusi darah guna menyambung hidupnya. Hal tersebut yang menggugah hati Nurjannah Husien untuk mendirikan komunitas Darah Untuk Aceh demi memenuhi kebutuhan darah di Unit Donor Darah PMI Kota Banda Aceh.

Bekerja sama dengan PMI, Nurjannah atau Nunu berusaha menjembatani antara pendonor darah dan penerima darah. “Awalnya saya bertemu dengan Direktur Unit Donor Darah dr Ridwan Ibrahim SpK. Di situ saya baru tahu bahwa ada satu kondisi di mana ada orang-orang yang membutuhkan darah rutin demi perpanjangan usia mereka. Mereka itu adalah pasien penyandang talasemia,” ujar Nunu.

Dari situ dia mencari tahu mengenai talasemia yang ternyata tidak begitu saja dengan mudah mendapatkan donor darah. Selain kebutuhan darah bagi penderita talasemia sangat banyak dan variatif bergantung tingkat keparahan dan kadar hemoglobin (hb) dalam darah. Yang lebih membuat Nunu terkejut, pada 2010, data yang dia terima bahwa Aceh sebagai salah satu dengan suspect talasemia tertinggi di Indonesia dengan persentase 13,8%.

Hal tersebut yang semakin membuat perempuan yang mendedikasikan Darah Untuk Aceh untuk almarhumah ibunya ini berpikir keras untuk dapat membantu penderita talasemia di Aceh. Akhirnya, lahir program orang tua/kakak asuh darah dengan nama program Ten For One Thalassemia.

Program ini dikenal dengan istilah 10 for 1 Thalassemia atau dengan tagar #10for1thalassemia yaitu 10 pendonor tetap (blooders) untuk mendampingi 1 penderita talasemia (thaller), dengan program 10 for 1 Thalassemia ternyata cukup memberi solusi dengan cara mendonorkan darah 3 bulan sekali per orang, kebutuhan darah thaller maksimal 3 kantong per anak per bulan.

Program ini sudah berlangsung 2 tahun. Pada 2014, thallers sudah berjumlah lebih dari 250 penderita yang melakukan transfusi di RSUZA (Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin) Banda Aceh. Angka ini pun bertambah terus. Program 10 for 1 Thalassemia ini disosialisasikan melalui media cetak dan elektronik serta lewat media sosial seperti Twitter dan Facebook. Respons masyarakat pun positif.

Secara berkala, blooders memenuhi permintaan darah tiap kali akun @Darah Untuk Aceh posting kebutuhan darah bagi thallers yang akan melakukan transfusi setiap bulan. Untuk terus menyosialisasikan 10 for thalassemia, Komunitas Darah Untuk Aceh kerap mengajak komunitas lain untuk membuat acara bersama. Tahun lalu acara 1 Day With Thallers bekerja sama dengan BMPD (Badan Musyawarah Perbankan Daerah) yang mengajak bermain bersama antara blooders dan para thallers.

“Kami sudah mempunyai lebih dari 1.000 pendonor untuk mendampingi penderita talasemia. Kalau pengurus hanya lima orang, selebihnya adalah relawan yang siap membantu kapan pun dibutuhkan. Kami akan terus ada untuk para thallers,” tutur Nunu.

Penyakit talasemia hanya bisa dicegah dengan tidak mempertemukan carrier (pembawa sifat) dengan carrier dalam ikatan perkawinan. Indonesia berada pada sabuk talasemia dunia, yaitu 6-10 dari 100 kelahiran adalah pembawa sifat talasemia.
____
Arsip Media
Koran Sindo